Kamis, 04 Maret 2010

GELAP YANG ENTAH KAPAN BERGANTI TERANG

Sebuah judul yang terkadang saya pun lelah walaupun hanya sekedar mengatakannya, beberapa kata yang penuh arti ketika saya mulai merasakan hidup, semuanya terkekang dalam sebuah kata “imagination”. Pencapaian yang tidak akan datang, walau itu dengan usaha sekeras apapun. Walaupun itu sudah saya lakukan sampai titik jenuh dan bendera putih yang sebenarnya tidak mau saya kibarkan. Ironis ketika perasaan dan kenyataan saling bertabrakan sehingga menyebabkan suatu keadaan yang disebut dillema, perasaan yang tidak akan tercipta tanpa adanya sebuah proses, kenyataannya adalah bahwa proses itu sendiri yang menghentikan perasaan tersebut. Mengharapkan sesuatu yang tidak pasti memang seperti menunggu kapan sebuah kebohongan di dunia ini akan terhapus. Ya...kebohongan yang terus tercipta untuk menutupi perasaan itu sendiri yang menjadi penghalang untuk mencapai akhir dari tujuan dari perasaan. Dalam hal ini saya tidak munafik untuk mengakui bahwa hidup saya tidak akan tenang ketika saya belum mentuntaskan rasa penasaran yang bersemayam dalam hati ini, rasa penasaran yang mungkin menimbulkan rasa kegelisahan.
Awalnya saya anggap itu hanyalah sebuah tahapan dalam kehidupan saya, tetapi ketika saya melalui waktu yang tentunya tidak sebentar saya menyadari ini bukanlah tahapan dalam kehidupan, ini adalah goresan pena di hati seperti yang biasa saya tulis di kertas putih yang tidak akan pernah terhapus kecuali kertas putih itu sendiri hancur tak tersisa. Terkadang hanya dengan membayangkannya saya bisa tersenyum. Senyum yang sebenarnya saya sadari bahwa itu hanyalah menambah rasa sakit, bukan karena seseorang, bukan karena sesuatu hal tetapi lebih disebabkan oleh diri saya sendiri, entah sesuatu yang janggal atau bukan saya tidak bisa menjawab ketika bertanya kepada diri saya sendiri kenapa hal itu bisa terjadi. Idiot People yeahh…benar idiot people saya menyebut diri ini seperti itu, bukan untuk merendahkan diri tetapi kenyataan lah yang berbicara demikian. Cemoohan bahkan hinaan terlintas didalam perasaan, sekali lagi saya katakan ini bukan datang nya dari orang lain tetapi oleh sebuah pribadi yang ada di dalam hati ini. Seperti psychopat yang ingin melarikan diri jauh entah kemana, seperti ingin loncat dari ketinggian, teriakan yang tertahan dan kegalauan yang entah harus di tumpahkan kepada siapa.
Paradigma terbangun dari sebuah harapan yang selalu kita jaga dengan perasaan yang jauh dari logika, ketidakwarasan yang berujung jatuh terbenam bagaikan lumpur hidup yang menelan suatu benda hingga tidak tersisa. Ya..saya sadar kemampuan terbatas seakan menjadi tembok china yang menghalangi perasaan ini, sehingga membuat hati ini tidak bias segera melepaskan dahaga rasa penasarannya. Ironi kosong terlempar jauh ketepian jurang keputusasaan. Ketika yakin akan mencapai puncak yang menjadi tujuan justru hal itu membuat saya jatuh kedalam lubang yang sama, bahkan terjatuh ke tempat dimana saya harus memulai sesuatu tersebut dari titik awal.

0 komentar:

Posting Komentar

Mereka yg membentuk Karakter Saya

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger